Ada seorang lelaki tua yang hobbynya memelihara banyak burung. Pada suatu pagi, semua burung kesayangannya telah hilang. Merasa si pencuri sudah keterlaluan, lelaki tua itu pun membawa masalah ini di pertemuan mingguan di kampungnya.
Lelaki tua : “Siapa disini yang punya burung?”
Seluruh penduduk laki-laki segera berdiri.
Menyadari kesalahannya dalam bertanya, lelaki itu menambah:
“Bukan itu maksud saya, maksud saya adalah, siapa yang pernah lihat burung?”
Maka seluruh penduduk wanita berdiri. Karena menyadari pertanyaannya masih tidak betul, maka dengan muka merah padam dia menyambung,
“Maaf, bukan itu maksud saya”
Sekali lagi dia coba bertanya,
“Maksud saya adalah siapa yang pernah lihat burung yang bukan miliknya”
Separuh penduduk wanita berdiri.
Muka lelaki itu makin merah, dan juga makin gugup, segera berkata lagi,
“Maaf sekali lagi, bukan ke arah itu pertanyaan saya, maksud saya adalah, siapa yang pernah lihat burung saya?”
Lalu… Isteri lelaki itu pun pun berdiri… dan seorang wanita yang lain… maka kali ini merah padam pula muka si isteri ..!
Lelaki itu pun cabut lari. Menyesal tanya…
Dari kejauhan si Maling tersenyum dan dalam hati berkata ” Wuuuooo…O… kamu ketahuannnn… “
blog ini isi'a tgs" yg aq d ksk m gru q d scull mw,paya tmn" lok nyari tgs jd bs bk blog q n liat isi"a ap j!n bsk kpn" lok ad wktu q mw isi blog ne,ama suju mw!cz q g gila bgt ma suju! #mina elf#
Senin, 28 Februari 2011
Jumat, 25 Februari 2011
klasifikasi kelompok sosial berdasarkan identitas diri
Klasifikasi W.G. Summer – identifikasi diri.
v IN-GROUP
Adalah kelompok social dengan mana individu mengidentifikasikan dirinya. Dilihat dari sikapnya, sikap in-group pada umumnya didasarkan pada factor simpati dan selalu memiliki perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok. digunakan pada anggota kelompok yang memiliki persahabatan, kerja sama dan keteraturan.
Contoh :
Siswa sebuah SMA akan merasa memiliki ikatan dengan sekolahnya hingga ia akan mengatakan “sekolah kami” kepadia siswa sekolah lain ketika mereka berjumpa.
v OUT-GROUP
adalah anggota kelompok lain yang cenderung ditandai rasa kebencian dan permusuhan. Sikap out-group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati.
Contoh :
Ketika konflik social terjadi antar penduduk kampong,maka perasaan dan anggapan out group akan membahayakan in group,sehingga solidaritas pada kelompok dalam semakin kuat sedangkan prasangka pada kelompok luar semakin tajam.
Klasifikasi berdasarkan Sistem hubungan.
* KELOMPOK FORMAL
Adalah Kelompok-kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas yang sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur anggota anggotanya. Contoh : Organisasi politik.
* KELOMPOK INFORMAL
kelompok yang memiliki hubungan secara pribadi, bersifat erat dan intim. Contoh : Kelompok pertemanan.
§ TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL BERDASAR ACUAN BERSIKAP/BERTINDAK
* MEMBERSHIP GROUP
Kelompok sosial tempat seseorang yang secara fisik menjadi anggotanya.
Contoh : seorang siswa dari seuah SMA
* REFERENCE GROUP
Kelompok sosial yang dijadikan acuan dalam bersikap, menilai atau bertindak oleh seseorang yang bukan sebagai anggota kelompoknya
Contoh : Seorang siswa SMA yang berprilaku seperti serang mahasiswa.padahal ia belum menjadi mahasiswa.
5. Klasifikasi Menurut Pendapat Merton
Menurut Robert K. Merton, keanggotaan dalam suatu kelompok tidak berarti seseorang akan menjadikan kelompoknya sebagai acuan bagi cara bersikap, cara menilai atau cara bertindak. Terkadang seseorang tidak menjdaikan kelompoknya sebagai bahan acuan bagi perilakunya. Berdasarkan pengamatannya Merton mambagi kelompoknya menjadi membership group dan reference group.
1. a. Membership Group
Membership group merupakan kelompok sosial yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Contohnya, seorang mahasiswa/I dalam berperilaku dan bersikap sudah berorientasi pada aturan dan nilai yang berlaku dikalangan perguruan tinggi.
1. b. Reference Group
Reference group merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan. Terkadang antara membership group dan reference group sulit untuk dipisahkan. Contonya, seorang anggota suatu parpol kebetulan menjadi anggota DPR, maka DPR adalah membership group baginya, tetapi jiwa dan pikirannya terikat pada partainya yang menjadi reference group baginya.
v IN-GROUP
Adalah kelompok social dengan mana individu mengidentifikasikan dirinya. Dilihat dari sikapnya, sikap in-group pada umumnya didasarkan pada factor simpati dan selalu memiliki perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok. digunakan pada anggota kelompok yang memiliki persahabatan, kerja sama dan keteraturan.
Contoh :
Siswa sebuah SMA akan merasa memiliki ikatan dengan sekolahnya hingga ia akan mengatakan “sekolah kami” kepadia siswa sekolah lain ketika mereka berjumpa.
v OUT-GROUP
adalah anggota kelompok lain yang cenderung ditandai rasa kebencian dan permusuhan. Sikap out-group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati.
Contoh :
Ketika konflik social terjadi antar penduduk kampong,maka perasaan dan anggapan out group akan membahayakan in group,sehingga solidaritas pada kelompok dalam semakin kuat sedangkan prasangka pada kelompok luar semakin tajam.
Klasifikasi berdasarkan Sistem hubungan.
* KELOMPOK FORMAL
Adalah Kelompok-kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas yang sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur anggota anggotanya. Contoh : Organisasi politik.
* KELOMPOK INFORMAL
kelompok yang memiliki hubungan secara pribadi, bersifat erat dan intim. Contoh : Kelompok pertemanan.
§ TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL BERDASAR ACUAN BERSIKAP/BERTINDAK
* MEMBERSHIP GROUP
Kelompok sosial tempat seseorang yang secara fisik menjadi anggotanya.
Contoh : seorang siswa dari seuah SMA
* REFERENCE GROUP
Kelompok sosial yang dijadikan acuan dalam bersikap, menilai atau bertindak oleh seseorang yang bukan sebagai anggota kelompoknya
Contoh : Seorang siswa SMA yang berprilaku seperti serang mahasiswa.padahal ia belum menjadi mahasiswa.
5. Klasifikasi Menurut Pendapat Merton
Menurut Robert K. Merton, keanggotaan dalam suatu kelompok tidak berarti seseorang akan menjadikan kelompoknya sebagai acuan bagi cara bersikap, cara menilai atau cara bertindak. Terkadang seseorang tidak menjdaikan kelompoknya sebagai bahan acuan bagi perilakunya. Berdasarkan pengamatannya Merton mambagi kelompoknya menjadi membership group dan reference group.
1. a. Membership Group
Membership group merupakan kelompok sosial yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Contohnya, seorang mahasiswa/I dalam berperilaku dan bersikap sudah berorientasi pada aturan dan nilai yang berlaku dikalangan perguruan tinggi.
1. b. Reference Group
Reference group merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan. Terkadang antara membership group dan reference group sulit untuk dipisahkan. Contonya, seorang anggota suatu parpol kebetulan menjadi anggota DPR, maka DPR adalah membership group baginya, tetapi jiwa dan pikirannya terikat pada partainya yang menjadi reference group baginya.
klasifikasi kelompok sosial
1. Klasisikasi menurut cara terbentuknya
a. Kelompok semu, terbentuk secara spontan
Ciri-ciri kelompok semu :
1). Tidak direncanakan
2). Tidak terorganisir
3). Tidak ada interaksi secara terus menerus
4). Tidak ada kesadaran berkelompok
5). Kehadirannya tidak konstan
Kelompok semu dibagi menjadi :
Ä Crowd (kerukunan)
Ä Publik
Ä Massa
* Crowd, dibagi menjadi :
1). Formal audiency / pendengar formal
Ex: orang-orang mendengarkan khotbah
Orang-orang nonton di bioskop
2). Planned expressive group
Kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian tetapi mempunyai persamaan tujuan
3). Inconvenient Causal Crowds
Kerukunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama.
Ex : orang antri tiket kereta api
4). Panic Causal Crowds
Kerukunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.
5). Spectator Causal Crowds
Kerukunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
6). Ecting Low less Crowds
Kerukunan emosional, ex : orang demo
7). Immoral low less crowds
orang-orang tak bermoral
Ex : minum-minuman
* Publik, sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama denganmassa, perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv dan pengeras suara.
* Massa, merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hamper sama dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan.
Ex : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan
b. Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.
Ciri-ciri Kelompok Nyata :
1). Kelompok Statistical Group
Kelompok statistic biasanya terbentuk karena dijadikan sasaran penelitian oleh ahli-ahli ststistik untuk kepentingan penelitian.
Ciri-ciri kelompok statistik :
a. Tidak direncanakan, tetapi bukan berarti sangat mendadak melainkan sudah terbentuk dengan sendirinya.
b. Tidak terorganisir
c. Tidak ada interaksi terus menerus
d. Tidak ada kesadaran berkelompok
e. Kehadirannya konstan
2). Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok societa memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.
3). Kelompok sosial / social groups
Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
4). Kelompok asosiasi / associational group
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal (kepengurusan).
Ciri-ciri kelompok asosiasi :
1. direncanakan
2. terorganisir
3. ada interaksi terus menerus
4. ada kesadaran kelompok
5. kehadirannya konstan
a. Kelompok semu, terbentuk secara spontan
Ciri-ciri kelompok semu :
1). Tidak direncanakan
2). Tidak terorganisir
3). Tidak ada interaksi secara terus menerus
4). Tidak ada kesadaran berkelompok
5). Kehadirannya tidak konstan
Kelompok semu dibagi menjadi :
Ä Crowd (kerukunan)
Ä Publik
Ä Massa
* Crowd, dibagi menjadi :
1). Formal audiency / pendengar formal
Ex: orang-orang mendengarkan khotbah
Orang-orang nonton di bioskop
2). Planned expressive group
Kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian tetapi mempunyai persamaan tujuan
3). Inconvenient Causal Crowds
Kerukunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama.
Ex : orang antri tiket kereta api
4). Panic Causal Crowds
Kerukunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.
5). Spectator Causal Crowds
Kerukunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
6). Ecting Low less Crowds
Kerukunan emosional, ex : orang demo
7). Immoral low less crowds
orang-orang tak bermoral
Ex : minum-minuman
* Publik, sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama denganmassa, perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv dan pengeras suara.
* Massa, merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hamper sama dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan.
Ex : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan
b. Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.
Ciri-ciri Kelompok Nyata :
1). Kelompok Statistical Group
Kelompok statistic biasanya terbentuk karena dijadikan sasaran penelitian oleh ahli-ahli ststistik untuk kepentingan penelitian.
Ciri-ciri kelompok statistik :
a. Tidak direncanakan, tetapi bukan berarti sangat mendadak melainkan sudah terbentuk dengan sendirinya.
b. Tidak terorganisir
c. Tidak ada interaksi terus menerus
d. Tidak ada kesadaran berkelompok
e. Kehadirannya konstan
2). Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok societa memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.
3). Kelompok sosial / social groups
Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
4). Kelompok asosiasi / associational group
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal (kepengurusan).
Ciri-ciri kelompok asosiasi :
1. direncanakan
2. terorganisir
3. ada interaksi terus menerus
4. ada kesadaran kelompok
5. kehadirannya konstan
Langganan:
Postingan (Atom)